info:Refrigerant Hidrokarbon Ramah Lingkungan, RAPP Gandeng Pertamina
PEKANBARU - Perusahaan industri kehutanan PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) menjalin kerja sama dengan Pertamina untuk penggunaan refrigeran hidrokarbon sebagai bahan pendingin pengganti freon sintesis. "Dengan kerja sama ini RAPP akan mengonversi freon sintetis yang tidak ramah lingkungan dengan produk 'musicool refigrant' keluaran Pertamina yang hemat listrik dan ramah lingkungan," kata Direktur RAPP Mulia Nauli, Selasa. Operasional kantor dan pabrik RAPP di Pangkalan Kerinci, Kabupaten Pelalawan, Riau, selama ini mengonsumsi banyak freon untuk pendingin di pabrik maupun pendingin ruangan (AC) di perkantorannya. Namun, setelah bekerja sama dengan Pertamina, RAPP akan menanggalkan freon sintesis dari 6.000 unit AC yang ada dan beralih menggunakan refrigeran hidrokarbon. Kerja sama keduanya perusahaan tertuang dalam nota kesapahaman (MoU) untuk pemanfaatan produk refrigeran hidrokarbon. Mulia mengatakan penggunaan produk-produk yang ramah lingkungan sudah menjadi bagian dari komitmen perusahaan. Kebijakan itu untuk menaikkan nilai tambah yang ramah lingkungan guna meningkatkan daya saing global sekaligus menjaga lingkungan. Sebab, selama ini freon sintesis dalam AC menjadi salah satu zat berbahaya yang mengakibatkan lubang pada lapisan ozon. "Hal ini senada dengan kebijakan perusahaan yang memfokuskan pada efisiensi energi dalam operasionalnya, dan kebijakan pemerintah Indonesia untuk mengurangi emisi karbon dan penghematan energi," katanya. Sales Area Manager LPG Pertamina Riau-Sumbar, Nyoman Sumarja, mengatakan untuk tahan awal Pertamina akan memasok sekitar enam ton refrigeran hidrokarbon untuk opersional RAPP. "Penggunaannya tidak hanya untuk AC, tapi juga mesin pendingin di pabrik RAPP," ujar Nyoman. Ia menjelaskan, produk "musicool" dari Pertamina merupakan media pendingin yang berbahan dasar hidrocarbon alam dan termasuk dalam kelompok pendingin yang ramah lingkungan. Produk itu merupakan alternatif pengganti pendingin sintetis kelompok halocarbon yang mengandung bahan beracun seperti CFC, HCFC, dan HCF yang berpotensi perusak lapisan ozon dan menjadi salah satu peyokong utama pemanasan global. "Pertamina sangat menyambut baik kalangan swasta dari industri kehutanan di Riau mau menggunakan produk dalam negeri yang ramah lingkungan," ujarnya. (tk/ant)Sumber http://www.investor.co.id